0 komentar



  Kesenian WAYANG

               WAYANG merupakan salah satu budaya asli Indonesia. Dari sejarahnya, wayang sudah ada sejak 1500 SM ketika munculnya Kepercayaan Animisme yaitu Nenek moyang kita percaya bahwa setiap benda mempunyai roh/jiwa, ada yang baik dan ada yang jahat. Agar mereka tidak diganggu oleh roh jahat, maka roh-roh tersebut dilukis dalam bentuk gambaran (gambar ilusi) atau bayangan ( wewayangan/wayang ) lalu disembah dan diberi sesajen.

                Budaya wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan juga seni perlambang.  Dalam Perkembangannya, budaya wayang  selain digunakan sebagai media hiburan oleh masyarakat, wayang juga merupakan media penerangan, dakwah, pendidikan. Selain itu wayang juga sebagai  tuntunan dalam kehidupan untuk mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akherat dalam tingkat kesempurnaan abadi, sehingga tokoh-tokoh di pewayangan di identikkan dengan sifat-sifat manusia dan alam didalam kehidupan sehari-harinya.

                Dalam cerita pewayangan banyak ditemukan falsafah-falsafah hidup yang sering dijadikan kajian ilmiah oleh peneliti-peneliti dan Mahasiswa-mahasiswa baik didalam maupun diluar negeri, belajar dan mendalami wayang di Indonesia.  Falsafah ini selalu mengalau\ami penyesuaian. Penyesuaian konsep filsafat ini juga menyangkut pada pandangan filosofis masyarakat Jawa terhadap kedudukan para dewa dalam pewayangan. Para dewa dalam pewayangan bukan lagi merupakan sesuatu yang bebas dari salah, melainkan seperti juga makhluk Tuhan lainnya, kadang-kadang bertindak keliru, dan bisa jadi khilaf. Hadirnya tokoh punakawan dalam pewayangan sengaja diciptakan para budayawan Indonesia (tepatnya budayawan Jawa) untuk memperkuat konsep filsafat bahwa di dunia ini tidak ada makhluk yang benar-benar baik, dan yang benar-benar jahat. Setiap makhluk selalu menyandang unsur kebaikan dan kejahatan

            Saat ini, dunia Internasiaonal mengakui wayang sebagai master piece (master perdamaian) karya budaya bangsa Indonesia yang mendapat predikat THE ORAL AND INTANGIBLE WORLD HERITAGE OF HU-MANITY oleh PBB melalui UNESCO.
0 komentar


 


KESENIAN JARANAN
           
   Salah satu kesenian khas Kediri adalah Jaran Kepang atau sering juga disebut Jaranan. Memang banyak berbagai versi dari kesenian yang satu ini. Konon kesenian khas Kabupaten Kediri ini diilhami dari kisah dongeng rakyat tradisional Kediri tepatnya pada Pemerintahan Prabu Amiseno yaitu Kerajaan Ngurawan, salah satu kerajaan yang terletak di Kediri sebelah timur Sungai Brantas.
            Di dalam cerita tersebut dikisahkan bahwa sang Prabu berputera seorang putri yang sangat cantik. Putri tersebut bernama Dyah Ayu Songgolangit. Kecantikan Putri Songgolangit tersohor di seantero jagad sehingga banyak raja dari luar daerah Kediri yang ingin mempersuntingnya. Putri Songgolangit mempunyai adik laki-laki yang berparas tampan dan terampil bernama Raden Tubagus Putut.Untuk menambah wawasannya Raden Tubagus Putut pamit pada ayahandanya (Prabu Amiseno ) untuk berkelana dan menyamar sebagai masyarakat biasa. Sang Raden pun kemudian mengabdi pada kerajaan Bantar Angin yang dipimpin oleh Prabu Kelono Sewandono dan diberi gelar nama Patih Pujonggo Anom.  Mendengar kecantikan Dyah Ayu SonggoLangit, Prabu Kelono Sewandono ingin meminangnya, maka diutuslah Patih Pujonggo Anom.Sebelum berangkat ke Kediri Pujonggo Anom memohon petunjuk kepada Sang Dewata agar dirinya tidak diketahui oleh ayahnya maupun kakaknya. Dan akhirnya diapun berangkat menuju Kerajaan Ngurawan dengan menyamar memakai topeng dengan harapan tidak diketahui oleh ayah dan kakaknya disana. Kedatangan Pujonggo Anom untuk melamar membuat terkejut Songgolangit, karena meskipun Pujonggoanom memakai

About Me